Kemajuan peradaban manusia tidak lepas dari
peranan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Tidak bisa dipungkiri bahwa
perkembangan IPTEK yang demikian pesat telah mengantarkan kita menuju dunia
baru, dunia matematika. Matematika sebagai ratu dari bebagai ilmu memiliki
peranan yang cukup besar dalam mewujudkan dunia baru itu. Demikian besar
peranan matematika dalam kehidupan ini sehingga tak ada satupun aktivitas
manusia yang tidak diwarnai oleh matematika. Karena itulah Kline (dalam
Liennawaty) menyatakan bahwa “Jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini
tergantung pada kemajuan di bidang matematika”.
Berdasarkan penelitian Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMMS), matematika
Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara. Padahal kalau diteliti
lebih dalam lagi, berdasarkan penelitian yang juga dilakukan oleh TIMMS jumlah
jam pengajaran matematika di Indonesia dalam satu tahun, siswa kelas 8 di
Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika, jumlah yang cukup
banyak. Tapi kenyataannya, prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus
skor rata-rata 411 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 =
tingkat lanjut). Artinya “Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah
tidak sebanding dengan prestasi yang diraih”. Disamping itu, dalam IMO 2010 (51st
International Mathematical Olympiad July 2-14, 2010), Indonesia berada di
urutan ke-30 dari 98 negara peserta.
Keadaan ini perlu diperhatikan dengan
kedudukan dan peran matematika untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan,
mengingat matematika merupakan induk ilmu pengetahuan. Matematika saat ini
belum menjadi pelajaran yang difavoritkan. Alih-alih difavoritkan, mata
pelajaran ini sering dianggap momok bagi sebagian besar peserta didik. Situasi
ini tentunya merupakan tantangan bagi kita semua. Sudah merupakan kewajiban
kita untuk ikut menciptakan iklim yang kondusif dalam pembangunan pendidikan
matematika di Indonesia. Oleh karena itu, kami merasakan perlunya
diselenggarakan suatu kegiatan yang bisa menjadi stimulus bagi peningkatan etos
ilmu, penajaman kuriositas matematika, pembangunan informasi dan komunikasi
dalam bidang matematika, semangat belajar, dan pengembangan eksplorasi ilmiah
para siswa di bidang matematika. Secara berjenjang , kontinu dan dengan
kemitraan yang erat antara pemerhati matematika, upaya semacam ini bisa
meningkatkan prestasi siswa di bidang matematika.
Sehubungan dengan itu, Himpunan Mahasiswa Jurusan
Matematika Undiksha menyelenggarakan kegiatan Pekan Gema
Matematika (PGM). PGM adalah program kerja utama yang diselenggarakan oleh HMJ
Matematika UNDIKSHA setiap tahunnya. PGM dapat dikatakan sebagai perhelatan ilmiah
bagi siswa SD, SMP, SMA dan SMK, guru dan
mahasiswa se-Bali yang terpilih dan berbakat di bidang matematika. Mereka
datang untuk berkompetisi, uji kecerdasan, dan tanding kecakapan nalar secara
obyektif guna menjadi yang terbaik di bidang matematika. PGM
terdiri dari tiga rangkaian kegiatan besar yaitu GLM (Gema Lomba Matematika),
GEM (Gema Expo Matematika), dan GKM (Gema Kreasi Matematika). Namun selain GLM,
PGM juga mengadakan Lomba Media Pembelajaran berbasis IT. PGM tahun ini memang
sedikit berbeda dari PGM sebelumnya karena pandemi Covid-19 yang masih ada
sampai tahun ini. Dari tiga kegiataan besar tersebut PGM tahun ini hanya
menyelenggarakan kegiatan GLM dan GKM saja karena kondisi pandemi yang sudah
mulai membaik.
PGM tahun 2022 menyelenggarakan kegiatan
GKM secara luring dan dapat ditonton secara langsung oleh anggota HMJ
Matematika Undiksha. Tujuan dari GKM tahun ini adalah untuk meningkatkan
keakraban di tingkat interent atau antar anggota HMJ Matematika dan keakraban
ditingkat ekstern atau keakraban antara anggota HMJ Matematika dengan penonton
lainnya. Kemudian GLM tetap diadakan secara semi offline karena pada babak
penyisihan dan semifinal masih dilaksanakan secara daring, sedangkan pada babak
final dilaksanakan secara luring. Tujuan dari GLM adalah memberikan peluang
bagi siswa SD, SMP, SMA, dan SMK untuk mengembangkan kemampuan siswa pada
bidang matematika. Selain itu, siswa yang mengikuti GLM diharapkan mampu
berpikir secara kritis tentang personal matematika. Walaupun saat ini Indonesia
tengah dilanda pandemi Covid-19, bukan berarti generasi muda tidak boleh
mengembangkan pengetahuan dan kreativitas yang dimilikinya. Maka dari itu, PGM
tahun 2022 kembali dengan membuka peluang besar untuk siswa, guru dan mahasiswa
se-Bali agar dapat merealisasikan pengetahuan dan keterampilan matematika yang
mereka miliki.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan...!