“Implementasi Dunia Kampus dengan Empati”
Oleh:
(Kusuma Dewi)
Pagi
masih nampak begitu buta. Sang mentari masih tertidur lelap di peraduannya,
namun telah nampak sosok-sosok mahasiwa
yang perlahan berdatangan menuju Bale-Bengong.
Mereka bergegas menuju tempat dan mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi tugas mereka saat itu. Tak menunggu
beberapa lama kemudian, tibalah beberapa orang yang mulai memenuhi halaman
gedung B-FMIPA. Seusai melaksanakan presensi dan sembahyang mereka pun
berkumpul di halaman parkir gedung B-FMIPA guna menerima pengarahan. Rasa
ngantuk dan malas sesungguhnya sangat terpancar dari beberapa raut wajah mereka
yang harus berkumpul dan melaksanakan kegiatan di pagi itu yang telah
menunjukkan pukul 07.00 WITA. Tercermin pulalah kumpulan mahasiwa HMJ
Pendidikan Matematika lewat baju biru gelap yang berencana mengadakan kegiatan
pertama mereka yaitu Pengabdian Pada Masyarakat atau P2M. Kegiatan pertama yang
tidak hanya mempertaruhkan nama HMJ Pendidikan Matematika di mata masyarakat,
namun membawa nama lembaga yang menjadi almamater mereka. Selain itu,
sesungguhnya jauh dari kesan ingin memperlihatkan diri pada masyarakat, mereka
juga ingin berbagi serta melihat dan mengimplementasikan segala pelajaran di
meja perkuliahan secara langsung di masyarakat. Mengharap kegiatan ini berjalan
lancar dan dapat bermanfaat, itu lebih dari cukup terlintas di benak mereka
untuk membakar semangat mereka menuju tempat kegiatan.
Sekitar
80 orang rombongan mahasiswa HMJ Pendidikan Matematika atau yang lebih sering
kita kenal dengan sebutan “Matriks” ini menyusuri jalan Singaraja-Seririt yang
berujung di kawasan Lovina. Disanalah rombongan itu menuju arah Selatan ke
sebuah pedesaan yang berjarak sekitar 7 km dari kawasan wisata Pantai Lovina. Dengan medan yang
cukup terjal dan jalan yang begitu rusak menuntun mereka ke sebuah sekolah
dasar yang bernama SD Negeri 4 Kaliasem. Setibanya disana mereka disambut
dengan senyum-senyum mungil para siswa dan siswi SD Negeri 4 Kaliasem yang memancarkan
harapan akan perubahan yang rombongan tersebut bawa. Pukul 09.00 upacara
pembukaan telah dimulai dan dibuka oleh pembimbing kemahasiswaan HMJ Pendidikan
Matematika I Nyoman Parwati.
Hari
pun beranjak siang, tiba waktunya untuk melakukan tugas sesuai dengan sie atau pansus masing-masing.
Terdapat dua buah gedung terpisah yang mewakili sekolah dasar tersebut. Tiga
ruang kelas yang tersekat tiap-tiap kelasnya yang kemudian dijadikan enam buah
rung kelas untuk kegiatan belajar mengajar. Sebuah rung guru yang menyatu dengan
ruang kelas tersebut. Sementara itu, di depannya terletak sebuah bangunan lain
yang tidak cukup luas yang dijadikan sebagai sebuah ruang UKS dan ruang
Perpustakaan. Ruang itu mungkin lebih tepat disebut sebuah gudang saat ini, yang ada disana hanyalah setumpukan
buku-buku yang dimakan rayap dengan lemari-lemari usang yang telah reot.
Meja-meja yang telah rusak membuat bangunan itu sangat nampak seperti sebuah
gudang. Bukanlah seperti sebuah UKS dan perpustakaan yang layak untuk dimasuki.
Atap-atap yang telah lapuk termakan waktu menambah kuat kesan bangunan ini sungguh sebagai
bangunan yang sudah tidak layak pakai.
Halaman
yang masih menyatu dengan tanah pribadi milik penduduk, serta tempat pembuangan
sampah yang tidak tersedia membuat pemandangan sekitar sekolah tersebut sungguh
memprihatinkan. Hal ini lah yang membuat hati mereka terketuk untuk dapat
sedikit menyumbangkan tenaga, pikiran, dan waktu mereka untuk membuat
sedikit perubahan yang membuat para penghuni sekolah merasa nyaman dan senang
untuk bersekolah. Tak beberapa lama kemudian, tiba lagi beberapa rombongan yang
siap memabantu pekerjaan mereka. Wajah-wajah tetua HMJ Pendidikan Matematika
yang kini menunggu yudisum melangkah menuju tempat kegiatan dan mulai
mengulurkan tangan guna membantu. Jauh dari kesan kakak tingkat, sesungguhnya
terdapat sebuah hubungan yang ada diantara mereka. Terpancar sebuah hubungan harmonis yang
tidak lagi memberikan sekat antara kakak tingkat dan adik tingkat, ketua panitia, dan anggota. Hanya ada satu tujuan
yang terbersit dari benak mereka, yaitu keinginan tulus untuk membantu.
Sang
langit pun ikut merestui kegiatan perdana mereka yang ditandai dengan tetesan
air langit yang mengucur semakin deras. Dikala hujan semakin reda, kegiatan pun
berlanjut. Namun, lagi-lagi hujan mulai menerpa di sore hari dan menghambat
kepulangan mereka untuk beberapa waktu. Sekitar pukul 18.00 WITA, mereka baru
dapat kembali ke kampus dan menuju kost atau rumah mereka. Dan pemandangan
menakjubkan pun mereka kini dapatkan. Hamparan lautan lumpur dan genangan air
di sepanjang jalan. Sebuah tantangan besar yang menunggu kepulangan mereka.
Sungguh memang medan yang sangat menantang yang mampu menumbangkan beberapa
motor yang melaluinya. Namun, tak ada luka yang berarti yang mereka rasakan
hanya cekikan tawa yang mereka perlihatkan kala motor-motor mereka berselimut
lumpur.
Kesesokan
harinya, kini giliran tim kedua yang akan melaksanakan kegiatan. Setelah di hari
pertama yang terdiri dari pansus
perbaikan perpustakaan dan UKS, pansus
pembuatan
TPA, pansus pembenahan
ruang kelas, dan pansus pembuatan
kenang-kenangan bekerja. Kini tiba waktu untuk pansus pembuatan pagar, pansus pembuatan taman, pansus hiburan, serta pansus pembenahan perpustakaan
yang akan melanjutkan tugasnya. Sekitar pukul 12.00 seusai melaksanakan santap
siang bersama sembari beristirahat, mulai nampak beberapa perbedaan yang ada di
tempat tersebut. Gudang usang yang berisi beberapa bangku rusak dan buku
tersebut disulap oleh tangan-angan trampil menjadi sebuah ruang UKS yang nyaman
dengan alas karpet hijau dan warna kuning dinding yang nampak begitu nyaman
untuk ditempati.
Di luarnya tertata
rapi lemari-lemari yang berhiaskan
buku-buku yang tak sedikitpun nampak usang lagi. Sungguh tempat yang begitu
nyaman untuk duduk manis sembari membuka lembar demi lembar sang jendela dunia.
Taman
yang gersang pun kini begitu tampak
cantik
dengan hiasan beberapa tumbuhan hijau yang menyejukkan mata. Hamparan pagar
yang mengelilingi halaman sekolah seolah memperjelas kawasan khusus yang memang
hanya untuk kegiatan pembelajaran. Selain itu, kini terdapat sebuah TPA yang
terletak di pojok sekolah agar semua sampah dapat tertampung dan tidak
berserakan saat musim hujan. Bukan hanya fasilitas yang menjadi tujuan utama,
namun masih ada lagi hal yang ingin mereka berikan kepada siswa-siswi disana.
Bekal ilmu pengetahuan yang mereka miliki mereka tuangkan lewat kegiatan
pembelajaran serta hiburan yang dirangkai sedemikian rupa.
Senang,
bahagia, puas,
dan rasa bangga tersirat lewat senyum mereka melihat semua kerja keras yang
telah mereka lakukan. Sedikit perubahan dalam fisik yang tidak seberapa yang
mereka harap dapat membantu. Lelah
pun
kini mulai terasa di tubuh mereka. Semabari menunggu gemercik hujan yang
semakin deras. Mereka pun menikmati pemandangan sekitar sembari bercanda guarau dengan teman
mereka
yang mungkin hanya dapat mereka rasakan di bangku kuliah khususnya di HMJ
Pendidikan Matematika.
Berat langkah mereka
meninggalkan begitu banyak kenangan yang telah mereka rangkai disekolah itu.
Tapi mereka yakin apa yang telah mereka lakukan pasti mampu memberikan manfaat
bagi diri mereka sendiri, siswa-siswi SD Negeri 4 Kaliasem, serta
masyarakat sekitar. Senyum puas pun menuntun kepulangan mereka. Setahun
kemudian saat mereka menginjakkan kaki disana lagi dengan kegiatan yang sama
semoga semuanya benar-benar bermanfaat. Tersirat harapan kecil yang menutup
kegiatan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Pesan...!