Universitas Pendidikan Ganesha

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENUMBUHKAN SRADHA BAKTI DALAM TIRTA YATRA HMJ MATEMATIKA UNDIKSHA 2019

   
Tirta yatra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu terdiri dari kata tirtha dan yatra. Tirta artinya air suci, air kehidupan, tempat suci yang mempunyai air suci, dan orang-orang suci. Disebut sebagai tirta, karena orang-orang suci mempunyai kekuatan suci untuk menyucikan orang, seperti halnya kekuatan yang dimiliki oleh tempat-tempat suci dan air suci. Di Bali, tirta berarti air suci yang sudah dimohonkan kepada Tuhan yang mana sudah menjadi wangsuhpada dari Tuhan dan sudah mendapat berkat dari Tuhan. Kata tirta secara tata bahasa Sanskerta disebutkan  berasal dari akar kata “tr” yang berarti “tiryate anena” (dengan mana diseberangkan), yang mana orang diseberangkan dari lautan dosa. Di dalam bahasa sehari-hari masyarakat Bali khususnya umat Hindu dipahami dengan tangkil atau sembahyang ke pura-pura. Orang-orang yang melakukan Tirta yatra disebut tirtayatri yang di India disebut yatri saja.
Tirta yatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan atau memperoleh air suci. Tirta yatra tertulis dalam Kitab Sarasamuscaya 279 yaitu keutamaan tirtayatra itu amat suci, lebih utama dari pensucian dengan yadnya, Tirta yatra tidak memandang orang dalam status apapun baik kaya atau miskin asal didasarkan dengan pelaksanaan bhakti yang tulus ikhlas, tekun, sungguh-sungguh. Kualitas kesucian Tirta yatra lebih utama daripada membuat upacara banten, walaupun upacara itu juga tingkatannya utama.
Perjalanan suci atau tirtayatra bukanlah perjalanan biasa untuk bersembahyang, namun di dalamnya termuat pengendalian diri dan penerapan Tri Hita Karana. Tirta yatra mendekatkan umat satu dengan umat lainnya, mendekatkan manusia dengan Sang Pencipta, dan dapat mengetahui informasi mengenai sejarah serta nilai kesucian dan kebenaran yang terkandung pada tempat suci yang dikunjungi. Dengan adanya kedekatan-kedekatan tersebut, para umat yang melaksanakan Tirta yatra semakin menambah kekaguman akan kemahakuasaan Tuhan serta meningkatkan rasa bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Tirta yatra kali ini yang dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2019 memilih empat pura sebagai tujuan persembahyangan. Adapun pura pertama yang dikunjungi pada saat Tirtayatra yaitu Pura Ulun Danu Beratan yang berlokasi di kabupaten Tabanan. Pura Ulun Danu Beratan adalah pura dimana Dewi Danu berstana. Sebagai umat Hindu Dewi Danu dipercaya sebagai Dewi yang meberikan kesuburan. Setelah melaksanakan persembahyangan di Pura Ulun Danu Beratan, pura yang menjadi tujuan tirtayatra selanjutnya yaitu pura Goa Gajah. Pura Goa Gajah merupakan salah pura yang terletak di Kabupaten Gianyar tepatnya di desa Bedulu kecamatan Ubud. Goa Gajah merupakan salah satu pura yang mempunyai nilai sejarah sangat tinggi di Pulau Bali, yang mana merupakan lokasi suci umat Hindu dan Budha Bali pada masa pemerintahan Dinasti Warmadewa.
 Adapun tujuan pura selanjutnya yaitu Pura Samuan Tiga. Pura Samuan Tiga adalah pura yang terletak tidak jauh dari Pura Goa Gajah. Pura Samuan Tiga merupakan asal muasal terbentuknya pura Kahyangan Tiga. Dan pura terakhir tujuan Tirtayatra adalah Pura Gunung Kawi. Pura Gunung Kawi merupakan pura yang berada di dasar lembah sehingga untuk menuju kesana, perlu menuruni sekitar 300 anak tangga yang diapit hamparan sawah hijau di kanan dan kirinya. (hnk)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Pesan...!

Archives

Definition List

Unordered List

Support